Jumat, 29 Juli 2016

Apa itu Sexomnia? Benarkah Sexomnia benar-benar ada?



Mungkin sebagian besar dari Anda pernah mendengar sexomnia. Apa itu sexomnia? Apakah sexomnia benar-benar ada?
Pertama kali, kita harus mengenal sexomnia terlebih dahulu. Sexomnia adalah sebuah keadaan di mana seseorang tanpa sadar melakukan seks saat dia tertidur. Ini semacam tidur berjalan, atau masturbasi saat tidur, dan sebagainya. Menurut India Times (9/6), Sexomnia benar-benar terjadi di dunia ini dengan melibatkan orang-orang yang sedang tidur, kemudian bangun dan melakukan seks dengan orang lain dalam keadaan terlelap. Saat dia terbangun, dia tidak akan sadar apa yang telah diperbuatnya selama tidur.

Pada September 2014 lalu, pria asal Swedia dibebaskan dari tuntutan perkosaan yang dijatuhkan padanya. Hakim pengadilan mengatakan bahwa dia tidak bersalah lantaran dia memerkosa karena terbukti mengalami sexomnia, atau yang juga biasa disebut sleep sex.

Menurut sumber yang sama, sexomnia murni termasuk dalam gangguan medis.

Sebenarnya ini bukanlah penyakit baru. Pada tahun 1996, Dr. Colin Shaprio dan Dr. Nik Trajanovic dari University of Toronto serta dibantu oleh Dr Paul Fedorof dari University of Ottawa di Kanada pernah menulis sebuah makalah penelitian tentang gangguan tersebut. Makalah tersebut akhirnya baru diterbitkan dalam Canadian Journal of Psychiatry pada Juni 2003. Dalam penelitiannya tersebut tidak banyak orang yang tahu dan mengambil pusing atas gangguan itu. Kebanyakan orang tidak menanggapinya sebagai kondisi yang serius. Namu dalam beberapa tahun terakhir, gangguan medis itu mulia jadi bahan diskusi panjang di seluruh dunia. Mengingat mulai banyak kasus perkosaan dan kekerasan seksual yang disebabkan oleh sexomnia.

Pada dasarnya ini disebabkan oleh parasomnia, yakni kondisi di mana otak kita terjebak dalam kebingungan antara terjaga atau sedang tidur. Mungkin beberapa orang menyangka bahwa dirinya sedang terjaga dan melakukan beberapa kegiatan yang berbau seks. Namun sebenarnya mereka tengah tertidur dan tidak dapat mengontrol apa yang dilakukannya sendiri.

Beberapa kegiatan yang dilakukan ada yang hanya masturbasi saja, namun ada juga yang sampai melakukan hubungan seksual. Bahkan pada kasus terparah, orang bisa melakukan kekerasan seksual.

Seluruh dokter di dunia ini sampai sekarang masih belum bisa memahami apa sebenarnya yang menyebabkan reaksi tersebut. Akan tetapi para dokter menyebutkan bahwa orang-orang yang sudah mulai memiliki kecenderungan tidur sambil berjalan, sebaiknya menjauhi alkohol, narkoba, stres, dan kurang tidur. Hal ini agar gejala sexomnia tidak terjadi pada mereka. Baru-baru ini telah dilaporkan bahwa tidur cukup dapat mengurangi sexomnia.

Anda harus waspada pada sexomnia
Sexomnia adalah gangguan medis yang tidak umum, namun sangat berbahaya. Penderita gangguan ini akan sangat menderita dalam hidupnya. Karena dia sendiri tidak dapat mengontrol kapan dan bagaimana dia bertindak saat tidur. Mengerikan, bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar