Presiden terpilih Donald Trump ternyata tidak terlalu idealis. Dia adalah seorang 'salesman' yang mencari keuntungan dari siapapun yang ada di dekatnya. Selama masa kampanye. Trump memberi energi kepada orang-orang yang tidak 'tersentuh' oleh Hillary Clinton.. Slogannya 'Make American Great Again' terdengar menjanjikan, ia berjanji bakal berbuat apapun untuk melindung warga AS dan berkoara bakal memenjarakan Hillary.
Trump bertemu dengan para eksekutif dan staf editorial surat kabar yang terang-terangan dalam editorialnya mendukung Hillary Clinton. Di kantor itu, semua retorika presiden terpilih ke-45 AS itu tak terlihat.
Kepribadian Trump pun berubah drastis. Ia yang pernah menuduh New York Times tak imbang dalam memberitakan Pilpres AS, ketika bertemu jajaran pimpinan media dan wartawan, ia berbalik 180 derajat jadi hangat dan ramah. Kontradiktif dengan apa yang dilihat dan diidolakan oleh para pendukungnya.
Berikut 6 'pengkhianatan' Donald Trump terhadap para pendukungnya saat bertemu dengan salah satu surat kabar tertua di AS itu:
1. Perubahan Iklim
Layaknya orang dari Partai Republik yang tidak mempercayai perubahan iklim, Trump pernah berkorar bahwa hal itu adalah hoax buatan China. Trump bahkan mengancam akan menarik kesepakatan AS di KTT Perubahan Iklim pada November lalu.
Namun, saat ditanya oleh wartawan senior Tom Friedman tentang hal itu, Trump menjawab: "Saya memperhatikan hal itu dengan seksama. Saya punya pikiran yang terbuka." "Saya pikir, ada hubungan antara kebiasaan dan perilaku manusia terhadap perubah iklim. Tergantung seperti apa," jawab Trump lagi. Miliarder itu juga akan mempertimbangkan sejauh apa perubahan iklim merugikan perusahaan-perusahaan AS.
2. Bukan Simbol Sayap Kanan
Selama masa kampanye, Trump digambarkan sebagai sosok yang kerap menonjolkan simbol-simbol dan pernyataan penuh kebencian. Ia menjadi sosok yang diidolai gerakan ultra nasionalis Alt-Right. Baru-baru ini kelompok itu mengadakan perayaan menyambut kemenangan Trump dengan salam ala Hitler.
![](https://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/1412709/big/098141700_1479783438-Neo-Nazi.jpg)
![](https://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/1412709/big/098141700_1479783438-Neo-Nazi.jpg)
Ketika wartawan senior Dean Baquet menanyakan apakah Trump memberi energi kepada gerakan itu, ia menjawab, "Saya pikir itu salah Dean. Saya tidak mau memberi energi kepada grup semacam itu, dan saya menolak kelompok semacam itu." Trump juga menambahkan, "Itu bukan grup yang saya ingin beri semangat. Dan jika mereka bangkit gara-gara saya, saya ingin mencari tahu kenapa."
3. Tak Akan Penjarakan Hillary
Selama masa kampanye, Presiden terpilih Donald Trump berjanji akan menunjuk jaksa untuk menginvestigasi Hillary Clinton dan memenjarakan rivalnya itu. Retorika itu kerap digunakannya, dan memicu para pendukungnya berteriak, "penjarakan dia!" tiap kali Trump menyinggung soal Hillary. Ketika ditanya apakah ia akan memenjarakan Hillary, Trump menjawab, "itu bukan hal yang sekarang aku pikirkan dengan sungguh-sungguh," kata Trump.
"Saya tidak mau menyakiti keluarga Clinton. Benar, saya tidak mau. Hillary telah melalui hari-hari yang berat," lanjutnya.
Pernyataan itu benar-benar mengejutkan karena berlawanan dengan retorika kampanyenya.
Salah seorang wartawan menanyakan apakah keputusan itu akan menyakitkan pendukungnya, Trump menjawab, "saya pikir mereka tidak akan kecewa. Saya pikir saya akan menjelaskan bahwa bagaimanapun kita akan menyelamatkan negara ini."
![](https://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/1379307/big/017909100_1476927681-Debat-Capres-Terakhir-6.jpg)
![](https://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/1379307/big/017909100_1476927681-Debat-Capres-Terakhir-6.jpg)
Retorika itu kerap digunakannya, dan memicu para pendukungnya berteriak, "penjarakan dia!" tiap kali Trump menyinggung soal Hillary.
Ketika ditanya apakah ia akan memenjarakan Hillary, Trump menjawab, "itu bukan hal yang sekarang aku pikirkan dengan sungguh-sungguh," kata Trump seperti dikutip dari cuitan wartawan New York Times, Mike Gynbaum seperti dilansir CNN, Rabu (23/11/2016).
"Saya tidak mau menyakiti keluarga Clinton. Benar, saya tidak mau. Hillary telah melalui hari-hari yang berat," lanjutnya.
Pernyataan itu benar-benar mengejutkan karena berlawanan dengan retorika kampanyenya.
Salah seorang wartawan menanyakan apakah keputusan itu akan menyakitkan pendukungnya, Trump menjawab, "saya pikir mereka tidak akan kecewa. Saya pikir saya akan menjelaskan bahwa bagaimanapun kita akan menyelamatkan negara ini."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar