Senin, 21 November 2016

siapkan buku panduan peliputan khusus isu perempuan


Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta menilai masih banyak pemberitaan media di Indonesia masih bias gender. Hal itu terutama terlihat dalam pemberitaan seputar LGBTIQ (lesbian, bisexsual, guy, transgender, intersex, queer).

"Media masih memposisikan mereka sebagai orang menyimpang di luar norma masyarakat kita," ujar Koordinator Divisi Perempuan AJI Jakarta, Raisya Maharani dalam diskusi perspektif gender yang diselenggarakan United Nations Information Centre, Senin (21/11).

Bahkan selama tahun 2015 AJI Jakarta melakukan penelitian pemberitaan dengan mengambil 20 sampel yang berasal dari media cetak dan online nasional periode 15 Juli - 20 Agustus. Hasilnya muncul 113 pemberitaan didominasi online sebanyak 107 berita (86,99 persen), sementara media cetak hanya 16 berita (13,01 persen).

Dalam penelitiannya media terlihat masih minim memberitakan konten terkait dengan isu gender dan LGBTIQ. Media masih banyak menggunakan kata-kata bombastis dalam menggambarkan korban dan seolah-olah menyalahkan korban.

"Penelitian ini menjadi acuan AJI Jakarta, Komnas Perempuan dan Dewan Pers untuk membuat buku panduan peliputan khusus tentang isu perempuan," ujar dia.

Diharapkan dengan adanya ini bisa membuat media lebih hati-hati terhadap pemberitaan berdasarkan gender perspektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar