Basarnas terus melakukan pencarian terhadap 16 korban hilang kapal wisata Zahro Express di perairan Muara Angke, Jakarta Utara. Salah satu penyelam Basarnas, Carly, mengatakan minimnya hasil pencarian korban tentunya disebabkan beberapa faktor, seperti cuaca yang kurang mendukung dan hal teknis lainnya.
Carly menerangkan, rendahnya jarak pandang atau visibilitas di bawah air dinilai menjadi salah satu faktor sulitnya mencari korban di bawah permukaan air. Rendahnya jarak pandang disebabkan lumpur laut yang menyebar di air laut.
"Jarak pandang 1 sampai 2 meter itu karena lumpur yang tersebar jadi agak menyulitkan," kata Carly.
Ia melanjutkan, selain hambatan, tentunya ada juga rintangan yang cukup berbahaya bagi anggota Basarnas. Mereka menyelam di bawah air laut yang memiliki arus berbeda dengan di permukaan.
"Arus bawah air laut jauh lebih kencang daripada arus permukaan sehingga berisiko membuat penyelam terhanyut," tutur Carly.
Ia juga menceritakan pengalaman unik dan mendebarkan saat menjalankan tugas penyelaman mencari korban KM Zahro Express. Para penyelam Basarnas ini sempat dikelilingi oleh ikan paus di laut Jakarta.
"Kami bersama teman-teman penyelam lainnya melihat paus memutari kapal kami," tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar